Pernah dengar peribahasa
“setali tiga uang”? Peribahasa yang memiliki makna 'sama'. Inilah makna yang
disadur oleh Salur, sebuah yayasan yang menyediakan platform untuk mendukung fashion sustainability dan kini beralih
nama menjadi Setali. Semangat mengkampanyekan satu tujuan yang sama untuk
menjaga bumi. Kini, Setali kembali mengadakan acara bertajuk ‘Barang Lama Bersemi
Kembali’ (BLBK).
Berawal dari kecintaan untuk
berburu barang vintage dan terinspirasi Goodwill serta Salvation Army, jaringan
toko secondhand yang menjual bermacam
barang di luar negeri dimana hasil keuntungan digunakan untuk charity, Andien
Aisyah akhirnya mengadopsi value
tersebut dalam yayasan yang diinisiasi bersama sahabatnya, Intan Anggita.
Selain itu, isu fast fashion
yang kini tercatat menyumbang jejak karbon tertinggi kedua di dunia juga
menjadi concern Setali. Kepedulian
terhadap lingkungan tersebut diterapkan Andien dan Intan melalui cara decluttering dengan mengajak masyarakat
untuk memilah barang yang masih bisa digunakan dan mengalihkan kepemilikan
untuk barang yang sudah hilang rasa personanya.
Dikutip dari Vice, hasil
limbah dari aktivitas pembuatan pakaian hingga sepatu di seluruh dunia kini
meningkat dua kali lipat sejak tahun 2000. Ditambah lagi dengan berkurangnya
air bersih yang terbuang akibat kegiatan tren fashion dunia yang cepat berganti. Di Indonesia, menurut pengakuan
Intan Anggita, co-founder Setali,
bahkan telah menerima tidak kurang dari 16.000 pakaian dalam kurun waktu satu
bulan. “Sebanyak itu kebutuhan decluttering
orang-orang kita,” tandasnya.
Berbeda dengan acara ‘Barang
Lama Bersemi Kembali’ sebelumnya dimana hasil penjualan didonasikan untuk
pendidikan Indonesia, kali ini Setali bekolaborasi dengan Hara untuk Indonesia
dan belasan public figure menggalang
dana hasil penjualan barang-barang preloved
mereka untuk bencana asap di Sumatera dan Kalimantan. Selain garage sale, di tanggal 21-22 September
2019 pengunjung juga bisa mengikuti workshop, mencicipi kuliner, hingga bersantai
di area Taman Kerinci, Jakarta Selatan dari jam 09.00-19.00 WIB.
Hal menarik lain yang dapat
ditemui dalam acara ini adalah kegiatan upcycle
yang dilakukan oleh Fahmi, seorang penjahit vermak keliling yang membantu refurbish barang reject seperti kemeja dan celana jeans menjadi totebag.
“Beberapa barang yang tak bisa kami olah, pelan-pelan kami mencoba untuk
mengkolaborasikan dengan barang lain dan menjadi barang baru dengan fungsi yang
baru juga,” ungkap Intan. Totebag
tersebut dijual dengan harga 75 ribu rupiah.
“Barang-barangnya bagus dan
menarik, masih layak pakai, dan harganya terjangkau. Saya dapat sepatu Vans
harga 300 ribu nih, kayanya punya Mas Ippe,” ucap Adit, salah satu pengunjung
BLBK. Pengunjung dapat mengadopsi barang-barang milik public figure dengan harga mulai dari 10 ribu untuk buku dan
aksesoris, 50 ribu untuk pakaian anak-anak, 150 ribu untuk pakaian dan sepatu
dewasa. Dalam kondisi yang masih sangat layak pakai, kita dapat membawa pulang
mantan barang dari artis idola sekaligus membantu #melawanASAP bersama saudara
kita di Kalimantan dan Sumatera. (/mda)
0 Komentar