Buy Month: IMAJI STUDIO



Hai, Jelujurian! Kali ini kami berkesempatan ngobrol bareng @sharisemesta_ (founder @imaji.studio) tentang kisah awal berdirinya IMAJI Studio, suka duka menjalani bisnis fesyen hingga harapan ke depan industri fesyen berkelanjutan.

Q : Ceritain dong ide awal membuat IMAJI Studio?

A : Saya dan Lyris sama-sama tertarik dengan hal yang berkaitan dengan budaya, seni, dan lingkungan. Kami rekan kerja dan ingin bikin sesuatu di bidang fesyen. Sekitar 2015 mulai banyak merek lokal bermunculan jadi kami ingin buat sesuatu yang berbeda. Kami menggabungkan semua minat kami dan melakukan riset sekitar satu tahun mengenai teknik batik tradisional, pewarna alami, dan kain tenun tangan. Kami sempat berkeliling Indonesia dan bertemu para pengrajin, cari tahu tentang proses pembuatan kain. Dari sini ide kami muncul untuk membuat brand yang fokus pada nilai-nilai positif bukan hanya sekedar mengikuti tren. Di tahun 2018, suami saya Leo Pradana ikut bergabung untuk merancang pakaian pria karena peminatnya pun ternyata banyak. Sejak saat itu kami tumbuh menjadi studio kain yang fokus pada pembuatan kain selagi mengeksplorasi basic silhouette. Melalui studio kain ini kami dapat mengembangkan produk mulai dari fesyen, interior, dan aksesori.


Q : Apa makna keberlanjutan untuk Shari?

A : Maknanya luas bagi saya, mencakup semua aspek dalam bisnis dan kehidupan. Sustainability merupakan nilai inti dalam gaya hidup seseorang dan kita harus mendalami dulu sebelum memahaminya. Seperti pertanyaan, jadi apa sih yang kami dukung? Kebudayaan kah? Lingkungan kah? Dalam industri fesyen ini mencakup aspek yang begitu besar, kita bisa bahas dalam rencana bisnis, bahan, proses, pengelolaan limbah, dan juga dampak sosial. Jadi ini bukan tentang menjadi 100% sustainable karena hampir gak mungkin, tapi fokus kami adalah berproses dengan satu atau lebih hal-hal tersebut dengan serius sehingga usaha keberlanjutan itu nyata dampaknya. Dalam kehidupan, keberlanjutan berarti kita harus sadar akan apa yang diperbuat untuk diri sendiri dan juga lingkungan. Bagi saya pribadi, untuk mempertahankan gaya hidup yang berkualitas kita perlu menggabungkan bagaimana cara kita berkontribusi untuk pertama, inner circle kita; kedua, masyarakat sekitar kita; ketiga, lingkungan kita yakni alam. Jadi kata sustainable gak hanya melulu tentang ramah lingkungan saja tapi lebih kepada ideologi dan gaya hidup.



Q : Aspek keberlanjutan apa yang Shari terapkan dalam IMAJI Studio?

A : Di IMAJI Studio seluruh filosofi kami berkisar tentang kontribusi positif bagi seluruh aspek sekitar kita. Mulai di inner circle kita: bersikap etis pada pengrajin, pekerja, kolaborator ; di masyarakat: mendidik konsumen dan menjaga hubungan baik dengan mereka dan juga alam : dengan memilih bahan yang ramah lingkungan, menggunakan pewarna alami, dan mengelola limbah. IMAJI Studio adalah kolaborasi dari budaya, alam, dan seni. Disini kami menggunakan filosofi Wabi-Sabi: melihat keindahan dalam ketidaksempurnaan. Kami mengedepankan pentingnya kemanusiaan dalam semua produk kami sehingga keindahan muncul dari sana. Jadi IMAJI Studio bukanlah merek fesyen “berkelanjutan”, kami adalah merek yang sedang dalam proses untuk mencakup semua aspek etika untuk menciptakan keindahan dan membawa keadilan pada mereka. Pelanggan kami tidak sekedar membeli produk, mereka membeli kepercayaan dan proses menyenangkan di dalamnya.



Q : Apa suka duka menjalani bisnis ini?

A : Kesulitan pasti ada apalagi ketika kita ingin melakukan semua aspek dengan benar dalam bisnis. Yang paling sulit adalah mendapat keuntungan dari apa yang kita lakukan karena ini semua mengeluarkan banyak biaya. Jadi harus ada keseimbangan antara ideal dengan realistis. Akhirnya kami menentukan rilis koleksi yang berbeda dari kalender fesyen karena yang penting adalah bagaimana hal ini terpenuhi dan sesuai dengan proses bisnis kami. Membuka toko offline pun sangat mahal di kota besar apalagi kami tidak melakukan produksi pakaian dalam jumlah besar, sehingga sulit bagi kami untuk menemukan stockist offline. Konsep stockist di Indonesia masih sangat bergantung pada konsep titip jual, bagi produk slow fashion, ini jauh lebih menguntungkan sehingga kami dapat menjaga para pekerja kami. Meskipun begitu gak mudah juga menjalani konsep titip jual untuk produk slow fashion dibandingkan produk fast fashion. TETAPI, terlepas dari segala rupa kesulitan itu, meskipun tertatih-tatih, kami sangat menikmati prosesnya. Karena ini adalah hal yang sangat saya sukai dan kami sangat beruntung memiliki support system yang luar biasa. Selalu menyenangkan menjalani project dan mengembangkan brand ini bersama mereka.



Q : Last but not least, apa harapan untuk bisnis fesyen berkelanjutan di masa depan?




A : Saya berharap keberlanjutan dalam fesyen bukan sekedar tren. Sedih sebenernya kalau kita lihat di internet ini adalah ‘tren’. Sustainability adalah cita-cita yang mendalam dan filososofis yang perlu diimplementasikan dalam semua aspek gaya hidup kita, bukan hanya dalam fesyen. Keberlanjutan adalah satu-satunya jalan menuju masa depan karena saya percaya sesuatu yang positif akan membawa lebih banyak hal positif. Saya berharap lebih banyak orang yang mendidik diri mereka sendiri tentang keberlanjutan dan bekerja sama dengan caranya masing-masing karena kolaborator bukanlah pesaing. Ketika kita menginginkan sesuatu yang lebih besar, semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, maka semakin baik peluang kita untuk mencapainya. Jangan kita lalai pada nilai-nilai utama dan terus berjuang. Semoga semakin banyak orang yang terlibat dalam dunia fesyen mengenal konteks budaya kain di Indonesia karena nenek moyang kita memberikan nilai dan makna yang begitu besar pada kain, tanpa budaya gak ada yang namanya orisinalitas dan budaya itu berkembang bersama masyarakat jadi mari berkembang bersama-sama.

Posting Komentar

0 Komentar